Phoenix Point: Strategi Taktis dalam Dunia Pascapokaliptik

Phoenix Point adalah permainan video strategi berbasis giliran (turn-based strategy) yang dikembangkan oleh Snapshot Games, sebuah studio yang didirikan oleh Julian Gollop, pencipta seri game legendaris X-COM. Dirilis pada tahun 2019, Phoenix Point menggabungkan elemen taktik, manajemen sumber daya, serta cerita yang kompleks dalam menghadapi invasi alien. Game ini dianggap sebagai spiritual successor dari X-COM, dengan banyak kesamaan dari segi gameplay, namun juga membawa inovasi tersendiri.

Baca Juga : Ruiner: Game Cyberpunk yang Brutal dan Penuh Aksi

Latar Belakang Cerita Phoenix Point

Kisah Phoenix Point berpusat pada invasi alien yang dikenal sebagai Pandorans, yang muncul sebagai akibat dari penyebaran virus Pandoravirus. Virus ini mampu mengubah makhluk hidup menjadi makhluk mutan yang mematikan, mengancam umat manusia yang tersisa. Pemain memimpin organisasi rahasia bernama Phoenix Project, sebuah kelompok yang dibentuk untuk melawan ancaman global ini.

Dalam dunia pasca-apokaliptik ini, sisa-sisa manusia terbagi menjadi tiga faksi besar dengan visi yang berbeda tentang bagaimana menghadapi Pandorans:

  1. New Jericho: Faksi militeristik yang percaya bahwa teknologi dan kekuatan militer adalah satu-satunya cara untuk bertahan hidup.
  2. Synedrion: Faksi futuristik yang berusaha menemukan keseimbangan antara kemajuan teknologi dan harmoni dengan alam.
  3. Disciples of Anu: Faksi agama yang memeluk mutasi sebagai bagian dari rencana untuk bertahan dan berevolusi.

Pemain dapat memilih untuk bekerja sama dengan faksi-faksi ini, mengadopsi teknologi dan ideologi mereka, atau bahkan berkonflik dengan mereka untuk tujuan organisasi Phoenix Project.

Gameplay dan Mekanika

Sebagai game strategi berbasis giliran, Phoenix Point menekankan pada taktik pertempuran yang mendalam, pengelolaan sumber daya, serta eksplorasi dunia. Beberapa aspek kunci dari gameplay mencakup:

  1. Pertempuran Berbasis Giliran
    Seperti game X-COM, Phoenix Point menggunakan sistem pertempuran berbasis giliran, di mana pemain mengendalikan unit pasukan di medan pertempuran. Setiap unit memiliki poin aksi yang terbatas untuk bergerak, menyerang, atau menggunakan kemampuan khusus. Pemain harus merencanakan strategi dengan hati-hati, memanfaatkan penutup, medan, dan kemampuan masing-masing unit.
  2. Mutasi Alien yang Adaptif
    Salah satu fitur yang membedakan Phoenix Point dari game strategi lainnya adalah kemampuan musuh untuk beradaptasi. Seiring berjalannya permainan, Pandorans akan berevolusi, mengembangkan kemampuan baru berdasarkan taktik yang digunakan pemain. Ini memaksa pemain untuk terus berpikir taktis dan menyesuaikan strategi mereka agar tetap efektif.
  3. Manajemen Basis dan Sumber Daya
    Pemain tidak hanya mengelola pasukan di medan perang, tetapi juga bertanggung jawab atas basis Phoenix Project, yang berfungsi sebagai markas utama. Di sini, pemain dapat mengembangkan teknologi baru, memproduksi senjata, melatih pasukan, dan melakukan penelitian untuk mengungkap misteri Pandoravirus. Manajemen sumber daya yang efektif sangat penting untuk keberhasilan di medan perang dan keseluruhan permainan.
  4. Diplomasi Antar Faksi
    Faksi-faksi manusia yang tersisa memiliki kepentingan dan ideologi yang berbeda. Pemain dapat memilih untuk bersekutu atau bertentangan dengan faksi-faksi ini. Diplomasi, perdagangan, dan bahkan sabotase menjadi bagian dari interaksi yang dapat mempengaruhi jalannya permainan. Aliansi dengan faksi-faksi ini juga memungkinkan pemain untuk mengakses teknologi unik yang dapat membantu melawan Pandorans.
  5. Sistem Penargetan dan Kerusakan Dinamis
    Phoenix Point memperkenalkan sistem penargetan yang lebih dinamis, di mana pemain dapat secara manual memilih bagian tubuh tertentu dari musuh untuk diserang. Hal ini menambahkan elemen taktis yang lebih dalam, seperti melumpuhkan senjata musuh atau memotong anggota tubuh tertentu untuk mengurangi efektivitas serangan mereka.

Pandorans: Ancaman yang Terus Berkembang

Ancaman utama dalam Phoenix Point adalah Pandorans, yang bermutasi dan berevolusi untuk melawan strategi yang diterapkan pemain. Musuh-musuh ini tidak hanya kuat dan mematikan, tetapi juga bervariasi dari segi bentuk dan kemampuan. Beberapa Pandorans mampu menembakkan racun atau asam, sementara yang lain memiliki lapisan pelindung yang sulit ditembus.

Evolusi Pandorans didasarkan pada algoritma yang mempelajari taktik pemain, sehingga jika pemain sering menggunakan strategi tertentu, musuh akan menyesuaikan diri dan berevolusi menjadi lebih kuat. Ini menciptakan tantangan dinamis yang memaksa pemain untuk terus-menerus mengubah pendekatan mereka.

Penerimaan dan Kritik

Phoenix Point mendapatkan banyak pujian karena gameplay taktisnya yang mendalam dan inovatif. Sistem mutasi dan adaptasi musuh dianggap sebagai salah satu elemen terbaik dari permainan ini, memberikan tingkat tantangan yang terus meningkat. Selain itu, cerita dan latar belakang dunia yang detail juga dipuji karena memberikan pengalaman naratif yang menarik.

Namun, beberapa kritik muncul mengenai bug dan masalah teknis saat peluncuran awal game. Beberapa pemain juga merasa bahwa sistem diplomasi antar faksi dan pengelolaan sumber daya bisa menjadi lebih dalam dan bervariasi.

Kesimpulan

Phoenix Point adalah salah satu game strategi berbasis giliran yang menawarkan tantangan dan inovasi dalam genre yang sangat kompetitif. Dengan pertempuran taktis yang mendalam, musuh yang adaptif, dan elemen manajemen basis yang kaya, game ini mampu menarik penggemar lama X-COM serta pendatang baru dalam genre strategi. Ancaman Pandorans yang terus berkembang memaksa pemain untuk berpikir strategis dan inovatif, menjadikannya pengalaman yang penuh tantangan dan mendalam.